Title : SEUNGHAN [Chapter 1] RAMEN | Cast : Choi Seungcheol (S.Coups SEVENTEEN) & Yoon Jeonghan (Jeonghan SEVENTEEN) | Rate : 17+ | Genre : Yaoi, Boyslove, Romance, Fluff | Length : oneshoot | Story by eskupse
Please don't plagiarsm. Don't repost without full credit
WARNING : FF ini mengandung unsur BL (Boys Love). Cerita hanya fiktif belaka dan murni hasil imajinasi author. Sorry for typo and bad EBI. Don't be silent readers. Happy reading
.
.
.
Matahari sudah menampakkan sinarnya tanda hari sudah pagi,
Seorang pemuda tampan dengan lesung pipi di kedua pipinya mulai
mengerjap-ngerjapkan matanya ketika seberkas sinar mulai masuk dari jendela kaca kamarnya dan memantul
ke wajahnya. Kamar dengan nuansa putih dengan tirai berenda bewarna senada.
Terdapat meja kayu dan lemari pakaian di sisi kiri tempat tidur berukuran
lumayan besar.
Perlahan-lahan sang lelaki tampan itu mulai membuka kedua
matanya. Meregangkan kedua tanganya dengan mengangkat kedua tanganya ke atas di
ikuti dengan gerakan tubuhnya yang ikut meregang.
“Eungghhhhh”
Saat menurunkan tanganya, tak sengaja tangan kirinya seperti
menyentuh sesuatu. Sesuatu yang sangat halus. Dia menoleh kearah kiri dan
kemudian tersenyum.
Ternyata tanganya menyentuh punggung mulus seorang pria
cantik yang baru beberapa minggu ini menjadi kekasihnya. Namja cantik dengan
rambut pirang sebahu. Rambut dengan aroma yang sangat disukainya setiap kali
menciumnya.
Sang pria tampan mendekatkan dirinya pada sang namja cantik
disebelahnya yang tengah memunggunginya saat ini.
“Good morning
hannie-ah” ucap sang pria tampan lembut tepat di telinga sang namja cantik di
sebelahnya itu.
Kecupan sekilas pria tampan di pipi sang namja cantik
membuat sang namja cantik menggerakan tubuhnya dengan elungan lembut yang
keluar dari bibir mungilnya.
“Eungggg, good morning
Seungcheol-ah” sang namja cantik membalikkan tubuhnya dan memeluk tubuh sang
pria tampan yang bernama Seungcheol.
Tanganya di lingkarkan di pinggang Seuncheol dan wajahnya
dibenamkan pada dada bidang Seungcheol. Seungcheol membalas pelukan kekasihnya
itu dan mengelus lembut rambutnya. Mereka terus berada dalam posisi tersebut
sambil memejamkan mata seperti hendak tidur kembali.
“Seungcheol-ah” ucap sang namja cantik bernama Jeonghan
dengan masih membenamkan wajahnya pada dada bidang Seungcheol.
“Hmmm…” jawab Seungcheol singkat dengan masih menutup
matanya dan tak henti-hentinya mengelus rambut Jeonghan.
“Morning kiss”
ucap Jeonghan kemudian.
Jeonghan mendongakan wajahnya sedikit keatas dan menatap
Seungcheol. Seungcheol hanya terdiam dan perlahan membuka matanya kembali.
“Mana morning kiss
ku? Kau tak memberiku morning kiss?” tanya Jeonghan dengan wajah imutnya.
Seungcheol memandang Jeonghan dan kemudian tertawa kecil.
Chupssss ~
Seungcheol mengecup singkat bibir mungil Jeonghan.
“Gitu aja?” tanya Jeonghan kembali.
Jeonghan merasa tak puas dengan morning kiss yang diberikan
oleh Seungcheol pagi ini. Terlihat dengan bibirnya yang sedikit maju dan
membuat wajah Jeonghan kelihatan bertambah imut dimata Seungcheol. Seungcheol
hanya tersenyum dan mecubit lembut hidung Jeonghan.
“Sudahlah cepat mandilah sayang, kau bau”
Jeonghan hanya mendesis dan melepaskan pelukannya pada
Seungcheol kemudian beranjak dari kasur dan mencari pakaianya di lantai.
Setelah menemukan kaos Seungcheol yang digunakanya kemarin, Jeonghan memakainya
dan beranjak menuju kamar mandi. Dia mencari pakaianya sendiri tapi tidak
menemukanya. Entahlah di buang kemana pakaianya oleh Seungcheol tadi malam. Seungcheol
hanya memandanginya dengan terus tersenyum.
Ketika sudah ada di depan pintu kamar mandi, Jeonghan
memutar tubuhnya dan memandang Seungcheol yang masih berbaring di atas kasur
dengan salah satu lenganku di gunakan untuk menyadarkan belakang kepalanya.
Jeonghan berjalan mendekati Seungcheol yang memejamkan matanya kembali dan
memandang wajah tampannya dengan ekspresi datar. Seungcheol yang sadar ada yang
memperhatikanya kemudian membuka matanya dan menemukan Jeonghan yang berdiri di
sampingnya. Seungcheol akan menanyakan kenapa Jeonghan masih di situ, namun
bibir tipis Jeonghan lebih dulu membungkam mulutnya. Mereka berciuman selama
beberapa detik dan Jeonghan melepaskan ciumanya. Kemudian kembali berjalan
memasuki kamar mandi tanpa berkata apa pun. Seungcheol hanya tertawa kecil
melihat tingkah kekasihnya yang sulit ditebak itu.
Setelah melihat Jeonghan masuk ke dalam kamar mandi,
Seungcheol bangkit dari kasurnya dan kemudian mencari pakaianya. Seungcheol
memakai celana panjang abu-abunya dan singlet berwarna hitam yang
memperlihatkan otot tanganya yang kekar.
Sembari menunggu Jeonghan selesai mandi, Seungcheol pergi ke
dapur untuk membuat sarapan sederhana untuk dirinya dan Jeonghan. Meskipun
Seungcheol tak pandai membuat sarapan, tapi dia bisa membuat sarapan sederhana
seperti pancake, roti tawar dengan selai coklat atau ramen seperti yang sedang
di buatnya sekarang.
Setelah memindahkan ramennya ke dalam mangkuk, Seungcheol
membuat 2 greentea hangat. Setelah semuanya selesai, Seungcheol membawa ramen
dan greentea ke meja makan yang ada di depan dapur. Ketika mengatur meja makan,
Seungcheol mencium aroma yang sangat harum. Aroma yang sangat disukainya. Aroma
lemon. Dia kemudian menoleh ke kiri dan di dapatinya Jeonghan tengah berjalan
mendekatinya dengan menggunakan bathrobe putih dengan mengacak-acak rambut
sebahunya dengan handuk. Pantas aja Seungcheol menciumnya, ternyata Jeonghan
baru saja mencuci rambutnya itu. Jeonghan terlihat semakin…cantik dengan
rambutnya yang basah itu.
“Kau membuat sarapan?” ucap Jeonghan yang kemudian
menyadarkan Seungcheol yang tanpa sadar terus memandang Jeonghan daritadi.
Jeonghan menarik kursinya dan kemudian duduk. Dia mencium
aroma ramen di depanya yang sepertinya menggugah seleranya itu.
“Eoh? Eoh …. Hanya ramen. Aku tak pandai membuat sarapan
sepertimu” jawab Seungcheol sembari menarik kursi dan kemudian duduk dihadapan
Jeonghan.
“Massita” ucap Jeonghan ketika dia telas memasukkan ramen ke
dalam mulutnya.
“Eihhh, semua ramen rasanya seperti itu. Jangan mencoba
menghiburku hannie-ah”
Jeonghan hanya tersenyum dan kemudian melanjutkan makannya.
Seungcheol memperhatikan kekasihnya yang makan dengan lahap
itu dan sesekali tersenyum ketika ramen yang masuk ke dalam mulutnya sangat
panjang.
Jeonghan yang sadar sedari tadi di perhatikan oleh
Seungcheol, menghentikan makanya dan balik memandang Seungcheol.
“Waeyo? Kau tidak makan?” ucap Jeonghan dengan mulut yang
masih penuh dengan ramen.
“Melihatmu makan aku tiba-tiba kenyang”
“Bagaimana bisa melihatku bisa membuatmu kenyang? Makanlah”
Seungcheol tertawa kecil mendengar ucapan Jeonghan barusan.
“Arraso arraso, lanjutkan makan mu”
“Apa kau mau kusuapi?”
“Hmmm?”
“Kemarilah, buka mulutnyaa aaaaaa….”
Jeonghan memberikan ramen yang ada pada sumpitnya ke arah
Seungcheol sembari membuka mulutnya sendiri ketika mengatakan “aaaaa”
“Emm, aku tak mau di suapi dengan cara begitu” ucap
Seungcheol sembari menggelengkan kepalanya.
Jeonghan yang mendengar ucapan Seungcheol kemudian menarik
tanganya dan mengeryitkan dahinya.
“Lalu?” tanya Jeonghan kemudian.
“Masukkan itu dulu ke dalam mulutmu, tapi jangan di makan
semuanya” ucap Seungcheol sembari menunjuk ramen di tangan Jeonghan.
Jeonghan yang tak mengerti maksud Seungcheol, hanya menuruti
ucapan Seungcheol dan memasukkan ramen yang ada di tanganya ke dalam mulutnya.
“Seperti ini?” ucap Jeonghan yang mencoba menahan sebagian
ramen yang sudah masuk ke dalam mulutnya dan sebagian lagi masih menggelantung.
Kuah ramen yang menetes membasahi dagu Jeonghan.
Seungcheol kemudian bangkit dari tempat duduknya. Dia
berjalan menghampiri Jeonghan dan menarik kursi di samping Jeonghan kemudian
duduk di kursi tersebut. Jeonghan hanya memandang Seungcheol, mengikuti arah
gerakan Seungcheol dan kemudian memandang Seungcheol dengan tatapan bingung
ketika Seungcheol duduk di sampingnya.
Seungcheol menunjuk mulutnya yang terbuka. Jeonghan masih
tak mengerti maksud Seungcheol kembali mengeryitkan dahinya. Seungcheol
kemudian meraih sumpit yang ada ditangan Jeonghan.
“Suapi aku seperti ini”
Seungcheol meraih ramen yang menggelantung sebagian di luar
mulut Jeonghan kemudian memasukkan ramen itu ke dalam mulutnya. Kini sebagian
ramen ada di dalam mulut Jeonghan dan sebagaian lagi ada di dalam mulut
Seungcheol. Jeonghan hanya diam dan mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat.
Seungcheol kemudian memandang Jeonghan dan memajukan
wajahnya sembari memakan ramen yang ada di dalam mulutnya. Seungcheol terus
memandang Jeonghan yang kelihatan mulai salah tingkah dan terus memakan
ramenya. Seungcheol menghentikan aksinya sebentar dan melirik ramen yang kini
panjangnya tinggal beberapa cm saja. Membuat wajah dan bibirnya berjarak sangat
dekat dengan Jeonghan. Seungcheol kembali memandang Jeonghan. Smirk tipis
muncul di wajah Seungcheol dan kemudian dia kembali menghabiskan sisa ramen tersebut.
Memajukan wajahnya yang semakin dekat dengan Jeonghan. Hingga ramen tersebut
habis tak bersisa bersamaan dengan bibir Sungcheol dan Jeonghan yang sudah
menempel.
Seungcheol mulai memejamkan matanya dan melumat bibir tipis
Jeonghan. Jeonghan masih sedikit kaget dengan apa yang lakukan Seungcheol,
masih membuka matanya dan kembali mengedip-ngedipkan matanya dengan cepat.
Jantungnya mulai berdebar dengan cepat dan darahnya seketika mengalir dengan
deras di seluruh tubuhnya.
Tangan kanan Seungcheol mulai naik, menyusup ke belakang
rambut Jeonghan yang masih basah itu dan memegang tengkuk Jeonghan. Seungcheol
menekan tengkuk Jeonghan kedepan agar ciuman mereka semakin dalam. Jeonghan
yang mulai menikmati lumatan bibir Seungcheol di bibirnya kini mulai memejamkan
matanya dan membalas ciuman Seungcheol.
Lumatan demi lumatan, pagutan demi pagutan, dan ciuman
dengan ciuman. Mereka terus berciuman mesrah. Ciuman yang seakan membuat mereka
kecanduan untuk mengulanginya lagi dan lagi.
Beberapa menit mereka terus berciuman, dan beberapa kali
saling memutar kepala kekanan dan ke kiri. Seakan mulai tersadar, Seungcheol
yang lebih dulu melepaskan pagutanya dari bibir tipis Jeonghan. Jeonghan
membuka matanya saat dirasakan tak ada lagi bibir Seungcheol yang menekan-nekan
bibirnya. Setelah kedua mata terbuka sempurna, di dapatinya Seungcheol yang
tengah tersenyum kepadanya. Seungcheol membersihkan ujung bibir dan bibir
Jeonghan dari sisa kuah ramen dan salivanya dengan ibu jarinya.
“Bilang saja bila ingin menciumku, kenapa pakai alasan tak
masuk akal seperti itu” ucap Jeonghan dengan wajah malu-malu.
“Aniya. Aku tidak ingin mencium mu” jawab Seungcheol.
“Lalu itu tadi apa namanya kalau tidak menciumku?” ucap
Jeonghan yang kini memajukan bibirnya ke depan.
“Aku mengajarimu cara untuk menyuapiku. Selanjutnya kau
harus menyuapiku dengan cara seperti itu” ucap Seungcheol yang kemudian
mengusap-usap puncak kepala Jeonghan.
Kembali senyum malu-malu mengembang di wajah Jeonghan dan
kini memunculkan semburat merah di kedua pipinya.
“Aigoooo. Manisnya jika sedang malu” ucap Seungcheol
“Berhentilah menggodaku” ucap Jeonghan sembari berdiri dari
tempat duduknya.
Seungcheol hanya memandang Jeonghan dengan sedikit
mendongakkan wajahnya ke atas.
“Besok, buatlah ramen lagi. Dan aku akan menyuapimu seperti
tadi. Arraso?” ucap Jeonghan lagi.
Jeonghan mengecup bibir dan pipi Seungcheol sekilas dan
kemudian pergi sambil membawa mangkuk ramenya ke dapur. Seungcheol kembali
mengembangkan tawa kecilnya.
Pagi yang indah dengan sarapan yang sederhana namun terasa
sangat nikmat jika dinikmati bersama orang yang disayangi.
END
Visit My Wattpad Acc : @eskupse
Tidak ada komentar:
Posting Komentar