SEUNGHAN [Chapter 5] HALLOWEEN


Title : SEUNGHAN [Chapter 5] HALLOWEEN | Cast : Choi Seungcheol (S.Coups SEVENTEEN) & Yoon Jeonghan (Jeonghan SEVENTEEN) | Other Cast : Lee Jihoon (Woozi SEVENTEEN), Boo Seungkwan [Seungkwan SEVENTEEN) Rate : 17+ | Genre : Yaoi, Boyslove, Romance, Fluff | Length : Oneshoot | Story by eskupse
Please don't plagiarsm. Don't repost without full credit
WARNING : FF ini mengandung unsur BL (Boys Love). Cerita hanya fiktif belaka dan murni hasil imajinasi author. Sorry for typo and bad EBI. Don't be silent readers. Happy reading

.
.
.

Perayaan Halloween tinggal 1 minggu lagi. Beberapa perlengkapan Halloween mulai terpasang memenuhi sudut kota. Berbagai pernak-pernik khas Halloween juga mulai dijual dan di cari-cari oleh orang-orang yang akan merayakan pesta Halloween tahun ini. Begitupun dengan Pledis Performance Art School. Semua siswanya sedang sibuk membicarakan kostum apa yang akan mereka pakai saat pesta Halloween 1 minggu lagi. Hampir di seluruh sudut sekolah, semua siswanya sibuk membicarakan hal tersebut dan terkadang saling memberikan masukan dan saran.

Kecuali untuk satu orang siswa yang terlihat duduk diam di bangkunya. Dia asik dengan dunianya sendiri. Membaca buku favoritnya mungkin lebih penting ketimbang membicarakan perayaan Halloween. Meskipun Vocal Class, kelasnya sangat ramai dengan obrolan-obrolan siswa yang ada di dalamnya, dia sama sekali tak bergeming dari buku favoritnya itu. Sesekali dia menyelipkan rambut pirangnya kebelakang telinganya ketika rambut panjang sebahunya itu jatuh ke depan dan menghalangi pandanganya.

“Jeonghan hyung, kau mau pakai kostum apa saat pesta Halloween nanti?” tanya seorang pria dengan pipi tembam sembari duduk di hadapanya.

Jeonghan hanya menaikan pundaknya tanpa memalingkan pandanganya dari buku yang tengah di bacanya. Pria berpipi tembam itu berdecak kecil.

“Kau akan datang kan? Kau tidak akan melewatkanya kan hyung?” tanya pria itu lagi.

“Entahlah, aku masih belum memastikanya Seungkwan-ah” jawab Jeonghan.

“Eiih, kau ini. Kau harus datang hyung, aku dengar Seungcheol hyung juga akan datang”

Jeonghan melirik sebentar kearah Seungkwan ketika nama seseorang yang disebut Seungkwan tiba-tiba menarik perhatianya. Kemudian dia kembali menatap bukunya.

“Lalu?” ucapnya kemudian.

“Yya, kau kan sudah setaun ini tidak bertemu denganya. Apa kau tak mau melihatnya hyung?”

“Untuk apa aku harus melihatnya?”

“Aigooo, apakah hubunganmu denganya masih buruk?”

Jeonghan kembali melirik kearah Seungkwan.

“Pergilah, kau menggangguku”

Seungkwan hanya berdesis sinis. Dia kemudian bangkit dari tempatnya dan meninggalkan Jeonghan yang kembali sibuk dengan bukunya. Sibuk dengan dunia dan pikiranya sendiri.


*******

Jeonghan merebahkan tubuhnya di atas ladang yang penuh dengan rerumputan hijau. Dia memandang langit malam yang indah dengan taburan bintang dan bulan yang membentuk lingkaran sempurna. Cahaya kekuningan yang memantul ke wajah cantiknya membuat wajahnya semakin menyerupai seorang malaikat. Angin malam yang menerpa menerbangkan beberapa helai rambut indahnya. Dia menghela nafas berat. Pikiranya tertuju pada nama yang disebut oleh Seungkwan tadi di sekolah. Dadanya masih terasa sesak ketika nama itu terdengar di telinganya. Jantungnya juga masih berdetak lain dari biasanya ketika nama itu disebut kembali.

Kenapa dia harus kembali? batinya.

Jeonghan kembali menghela nafas berat. Dia kemudian meraih ponselnya. Pukul 22:00, Jeonghan segera bangkit dari tempatnya dan merapikan beberapa barangnya yang berserakan di atas rumput. Setelah semua barang masuk ke dalam tasnya, Jeonghan menenteng tasnya dan mulai berjalan menjauhi tempat favoritnya itu.

Jeonghan berjalan menyusuri jalanan kota yang sudah terlihat sepi. Hanya ada lampu taman dan bangku-bangku kosong di sisi kananya. Pikiranya masih tertuju pada sosok pria yang setaun ini tak di lihatnya. Pria yang mungkin sangat berarti untuk dirinya. Sebenarnya Jeonghan sangat penasaran dengan keadaan dan sangat merindukan pria itu. Namun Jeonghan mencoba membuang pikiran itu jauh-jauh. Pria itu mungkin sudah bahagia dengan orang pilihanya.

Sesampainya di rumah, Jeonghan langsung menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang sedangnya. Perlahan Jeonghan memejamkan matanya. Dia berharap setelah membuka matanya esok hari, dia sudah lupa semua tentang pria itu.

Pagi itu sekolah kembali ramai dengan perbincangan yang sama. Masih seputar perayaan hallowen yang tersisa beberapa hari lagi. Jeonghan memasuki kelasnya dan kemudian duduk di bangkunya. Dia memperhatikan seluruh isi ruang kelasnya, kemudian menghela nafas pelan.

“Apakah acaranya sepenting itu? Kenapa mereka semua harus ribut?” gumam Jeonghan.

Dia kemudian meraih headset dan ponselnya. Setelah menyetel playlist, dia mengambil buku favoritnya dan mulai membaca. Setelahnya dia larut dalam dunianya sendiri. Hingga tak menyadari bahwa seseorang di luar kelasnya sedang memperhatikanya sembari tersenyum tipis.

Hari itu kelas berlalu dengan cepat. Semua siswa sibuk mendekorasi kelas mereka untuk acara Halloween. Setiap kelas di beri tugas untuk mendokarasi kelas mereka masing-masing. Selain mendekorasi, mereka juga diberikan sebuah project. Mereka harus mengambil minat banyak siswa dari kelas lain untuk mengunjungi kelas mereka. Semakin banyak siswa yang datang, nilai mereka akan semakin tinggi. Karena ya memang project ini masuk dalam penilaian. Siswa-siswa tersebut akan diberikan pernak-pernik tertentu yang menandakan identitas sebuah kelas. Ketika mereka mengunjungi salah satu kelas, maka pernak-pernik itu harus ditinggalkan. Dan hal itu akan dijadikan patokan berapa banyak siswa yang mengunjungi kelas mereka.

Semua siswa sangat bersemangat, kecuali Jeonghan. Dia hanya duduk bersedekap sembari memandang teman sekelasnya yang sibuk mendekorasi ruang kelas mereka. Sejujurnya perayaan seperti ini sangat tidak diminati oleh Jeonghan.

“Jeonghan hyung, kau tidak mau membantu kami?” ucap Jihoon.

“Iya, cepat bantu kami. Jangan hanya duduk seperti itu” tambah Seungkwan.

Dengan malas Jeonghan bangkit dari duduknya dan menghampiri teman-temanya itu.

“Apa yang bisa kukerjakan?” tanya Jeonghan.

“Ini. bantu kami mengecat sterefoam ini” ucap Jihoon sembari menunjuk sebuah sterefoam berbentuk labu dan kaleng cat berwarna orange.

Jeonghan meraih kuas cat dan mulai mengecat sterefoam labu itu.

Jeonghan hanya diam dan sesekali tersenyum ketika teman-temanya membicarakan tentang kostum yang akan mereka pakai nanti. Jeonghan sangat tidak memikirkan kostum apa yang akan dipakainya, karena ya tadi. Dia sangat tidak tertarik dengan acara itu.

“Jeonghan hyung, kau di panggil Min sonsaem di ruanganya” ucap salah satu siswa.

“Eoh. Aku akan ke sana. Gomawo” ucap Jeonghan yang kemudian meletakan kuas cat dan sterefoam labu di tanganya.

Jeonghan berpamitan terlebih dahulu kepada teman-temanya dan kemudian pergi menuju ruangan Min sonsaem.

Jeonghan mengetuk pintu ruangan Min sonsaem dan meminta ijin untuk masuk.

“Ya Jeonghan, masuklah” ucap Min sonsaem.

“Anda memanggilku saem?” tanya Jeonghan ketika dia sudah berada di dalam ruangan Min sonsaem.

“Ne, aku memanggilmu” jawab Min sonsaem.
Jeonghan mengangguk “ada apa saem?”

“Bisakah kau mengisi acara di perayaan halloween besok?”

Jeonghan membulatkan matanya “mengisi acara?”

“Hm. Kau akan bernyanyi bersama seseorang saat pesta halloween besok. Dan aku akan menambah nilaimu jika kau bisa melakukanya” ucap Min sonsaem sembari tersenyum tipis.

Jeonghan mengedip-ngedipkan matanya “dengan siapa aku akan bernyanyi saem? Dan lagu apa yang akan kami bawakan?”

“Emmm, mungkin salah satu dari kelas hip hop. Aku belum memastikan. Dan lagunya berjudul I’m Yours dari Bruno Mars. Aku terpaksa menentukan lagunya karena aku belum memastikan siapa yang akan berduet denganmu dan waktunya sudah sangat singkat. Bagaimana kau sanggup Jeonghan-ah?”

Jeonghan kembali mengedip-ngedipkan matanya. Jauh di dalam lubuk hatinya dia sangat tidak ingin hadir dalam perayaan halloween itu. Tapi tawaran Min sonsaem yang akan menambah nilainya, membuatnya sangat bingung.

“Bagaimana Jeonghan?” tanya Min sonsaem kembali yang seketika membuyarkan lamunan Jeonghan.

“Ahh, N..ne saem. Aku akan melakukanya” ucap Jeonghan.

Min sonsaem tersenyum simpul.

“Baiklah, kau pelajari sendiri lagunya. Aku sudah membagi part kalian. Mungkin kalian tidak akan ada waktu untuk berlatih. Aku akan memberitahumu ketika aku sudah memastikan siapa yang akan berduet denganmu” ucap Min sonsaem sembari menyodorkan selembar kertas berisi lirik lagu dan pembagian part.

“Ne saem” ucap Jeonghan sembari mengambil kertas tersebut dari tangan Min sonsaem.

“Baiklah, kau bisa lanjutkan tugasmu” ucap Min sonsaem lagi.

Jeonghan membungkukkan badanya dan kemudian berpamitan sebelum pergi dari ruangan gurunya itu.

Jeonghan kembali ke kelas sembari memandangi kertas yang diberikan Min sonsaem kepadanya.

“Eoh, Jeonghan hyung. Kau kembali” ucap Jihoon yang masih sibuk mengecat sebuah sterefoam labu.

Jeonghan hanya mengangguk dengan masih memandang kertas di tanganya.

“Apa yang dikatakan Min sonsaem?” tanya Seungkwan.

Jeonghan menghempaskan tubuhnya di atas kursi dan menghela nafas kasar.

“Dia menyuruhku berduet saat perayaan halloween besok” ucap Jeonghan.

“Ne? Berduet? Dengan siapa?” tanya Seungkwan dengan suara yang meninggi.

“Entahlah. Dia hanya memberitahuku bahwa itu dari kelas hip hop”

“Kelas hip hop? Min sonsaem tidak memberitahumu siapa orangnya?”

“Aniya. Dia akan memberitahuku jika sudah menentukan siapa orangnya. Dan dia juga sudah membagi part kami”

Jeonghan menyodorkan selembar kertas yang dibawanya kepada Seungkwan. Seungkwan mengambilnya dan mulai membaca lirik serta part yang dibagi oleh Min sonsaem.

“Katanya kami tidak akan bisa untuk berlatih. Jadi dia memberiku ini. Apakah itu mungkin?” tambah Jeonghan.

“Tapi di sini tidak ada lirik rapp. Dan sepertinya ini dimainkan secara akustik. Kenapa Min sonsaem mau menduetkanmu dengan anak hip hop?” ucap Seungkwan setelah selesai membaca.

“Molla” ucap Jeonghan sembari mengangkat kedua bahunya.

 Jeonghan kini telah sibuk menghafal part dan lirik lagu yang diberikan oleh Min sonsaem tadi. Akhirnya dia memutuskan untuk menerima tawaran Min sonsaem itu. Bukan karena dia kali ini tertarik pada acara halloween itu, tapi karena tawaran Min sonsaem yang akan menambah nilainya.

Saat dirasa dia sudah sedikit menghafal lagu dan bagian partnya, Jeonghan menghela nafasnya dan kemudian merebahkan tubuhnya di atas ladang yang penuh dengan rerumputan hijau.

“Siapa yang akan berduet denganku? Kelas hip hop? Siapa yaaa?” gumam Jeonghan.

*******
Hari ini adalah hari dimana pesta Halloween di lakukan. Semua siswa telah berada di dalam kelas mereka masing-masing. Beberapa siswa berada di depan kelas untuk memikat siswa dari kelas lain agar mau mengunjungi kelas mereka. Semua siswa sangat ribut membicarakan kostum yang mereka pakai.

“Yya, itu Jeonghan hyung!” teriak Seungkwan ketika melihat sosok pria yang memakai setelan jas berwarna hitam.

Meskipun tidak dapat melihat wajah Jeonghan karena dia berjalan menunduk, Seungkwan bisa mengenali Jeonghan dari warna rambutnya dan rambut sebahu Jeonghan yang terurai.

“Apakah aku terlambat?” tanya Jeonghan.

Seungkwan dan Jihoon kompak membuka mulut mereka dan memandang Jeonghan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jeonghan yang melihat tingkah aneh kedua temanya itu mengerutkan dahinya bingung.

“Kenapa? Apakah penampilanku aneh?” ucap Jeonghan.

“Kau sangat cantik hyung” ucap Seungkwan dan Jihoon bersamaan.

“Benarkah? Apakah benar penampilanku tidak buruk?” tanya Jeonghan kembali.

“Tidak. Kau sangat mengagumkan” ucap Seungkwan sembari memberikan kedua ibu jarinya di depan Jeonghan.

Jeonghan hanya tersenyum tipis.

“Bagaimana bisa kau mendapatkan ide untuk menggunakan kostum Harley Queen hyung? Terlihat sangat cocok padamu” kali ini Jihoon yang bertanya.

“Aku pergi ke salon dan meminta mereka mendandaniku dengan kostum Halloween dan beginilah yang mereka lakukan. Awalnya aku merasa agak aneh, tapi apakah benar tidak apa-apa?” ucap Jeonghan.

Seungkwan dan Jihoon mengangguk kompak.

“Sangat cocok untukmu hyung” ucap Jihoon kemudian.

Jeonghan mengulas senyum lega di wajahnya mendengar ucapan Seungkwan dan Jihoon.

Hari itu banyak yang mengunjungi kelas Jeonghan. Terlihat banyak benda berbentuk labu kecil yang terkumpul di dalam sebuah kardus besar di sudut kelas mereka. Mereka menggunakan labu kecil sebagai identitas dari kelas mereka. Dan yang membuat minat siswa dari kelas untuk mengunjungi kelas mereka adalah Jeonghan. Jihoon meminta Jeonghan untuk berdiri di depan kelas mereka. Jihoon menyuruh Jeonghan untuk memikat banyak siswa agar mau mengunjungi kelas mereka. Dan siapa yang tidak akan terpukau dengan penampilan Jeonghan saat ini. Hal itu dimanfaatkan oleh Jihoon untuk mengumpulkan banyak labu kecil. Jeonghan hanya pasrah dan mengikuti kemauan Jihoon. Toh ini juga demi kelas dan nilainya nanti.

Dan saat ini adalah puncak acaranya. Semua siswa berbaur di halaman sekolah yang luas. Mereka menari mengikuti irama musik yang dimainkan oleh seorang DJ. Seungkwan ikut turun kedalam kerumunan itu bersama Vernon. Mereka memakai kostum yang hampir sama. Menurut kabar yang berhembus, Seungkwan dan Vernon tengah menjalin suatu hubungan yang dekat. Dan hal itu terbukti dengan kostum mereka yang serupa. Begitupun juga dengan siswa lainya. Mereka hanyut dalam suasana pesta, kecuali Jeonghan.

Dia duduk di belakang panggung dengan wajah cemas. Masalahnya Min sonsaem belum memberitahunya siapa yang akan berduet denganya hari ini. Dan tidak ada tanda-tanda murid dari kelas hip hop yang mendatanginya dan mengatakan bahwa dia akan berduet dengan Jeonghan.

“Baiklah, mari kita berhenti sejenak dan mulai menikmati penampilan dari teman-teman kita” ucap salah satu siswa dengan kostum penyihir di atas panggung.

Semua siswa memberikan tepuk tangan dan suasana menjadi lebih riuh.

“Langsung saja, yang pertama adalah penampilan dari Dancing Class” ucap siswa itu lagi dan disusul dengan 4 orang siswa lainya yang naik ke atas panggung.

4 orang itu mengatur posisi mereka di atas panggung dan saat musik dimainkan, ke 4 orang itu mulai menggerakan tubuh mereka menciptakan sebuah dance move yang sangat enerjik. Banyak siswa memberikan tepuk tangan dan teriakan mereka kepada ke-4 siswa itu.

Setelah penampilan ke 4 orang itu, acara dilanjutkan dengan penampilan-penampilan selanjutnya. Seperti paduan suara, pantonim, drama pendek dan fashion show kostum Halloween.

“Jeonghan-ah, setelah ini adalah giliranmu” ucap Min sonsaem yang tiba-tiba berdiri di samping Jeonghan.

Jeonghan langsung bangkit dari duduknya dan membungkukkan badanya. Wajahnya masih terlihat sangat cemas dan bingung.

“Apakah akan berjalan lancar saem? Kau bahkan belum memberitahuku siapa yang akan berduet denganku” ucap Jeonghan.

Min sonsaem tersenyum simpul.

“Kau akan tau sebentar lagi. Dan aku rasa kalian sangat mengenal” ucap Min sonsaem yang bersamaan dengan MC yang memanggil nama Jeonghan.

Jeonghan naik ke atas panggung dengan sedikit ragu. Dia belum juga melihat siapa teman duetnya bahkan saat dia sudah ada di atas panggung itu. Sang MC mempersilahkan Jeonghan untuk memulai penampilanya. Jeonghan kembali ragu, dia kemudian menoleh kearah Min Sonsaem. Min sonsaem menganggukan kepalanya pelan dan tersenyum pada Jeonghan.

Musik pengiring mulai berbunyi. Jeonghan semakin ragu karena masih belum melihat tanda-tanda teman duetnya itu. Akhirnya dia mulai membuka suaranya, menyanyikan setiap bait lagu dengan alunan musik akustik. Matanya sesekali menoleh kekanan dan kekiri, mencari sosok yang mungkin akan muncul di samping panggung. Bahkan hingga partnya dalam lagu itu akan habis, Jeonghan masih belum menemukan sosok yang ditunggunya.

Setelah bait terakhir dalam partnya berakhir, Jeonghan berniat akan melanjutkan nyanyianya. Namun suara seseorang di antara kerumunan siswa mengejutkanya. Salah satu lampu menyorot orang itu. Jeonghan menyipitkan matanya agar bisa melihat dengan lebih jelas siapa orang itu. Orang itu perlahan berjalan di antara kerumunan siswa di bawah panggung. Mata Jeoghan membesar dengan sempurna ketika orang itu berhenti lebih dekat denganya. Disana berdiri seorang pria tampan dengan rambut hitam pekat. Dia menggunakan kemeja putih dengan bercak merah dan celana panjang hitam. Wajahnya semakin terlihat tampan dengan tatanan rambut yang di wax ke atas. Dia bernyanyi dan tersenyum kearah Jeonghan dan menunjukkan 2 lesung pipi yang manis di wajahnya.

Jeonghan terlalu terpaku melihat sosok yang ada di depanya kini. Jantungnya tiba-tiba berdetak dengan cepat dan aliran darahnya mengalir sangat deras dari kepalanya. Jeonghan masih setia memandang pria itu dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca hingga dia lupa bahwa part nya sudah dimulai kembali.

Teriakan Min sonsaem menyadarkanya dan langsung membuatnya kembali bernyanyi. Pria itu mulai berjalan ke samping panggung dan kemudian menaiki panggung. Kedua mata Jeonghan terus mengikuti kemana arah gerak pria itu sambil terus bernyanyi. Hingga kini mereka berdiri di atas panggung yang sama dan pandangan mereka saling bertemu.

Sorakan dan tepuk tangan siswa menggema di seluruh penjuru sekolah ketika mereka berdua selesai dengan penampilan mereka. Jeonghan masih menatap wajah pria itu dengan kedua matanya. Pria itu menggandeng tangan Joenghan dan mereka membungkuk bersama. Mereka berdua menuruni panggung dan pria itu berhenti di depan Min sonsaem yang tersenyum lebar.

“Gamshamnida Min sonsaengnim karena telah membantuku melakukan rencanaku ini” ucap pria itu sembari membungkukkan badanya dan mengulas senyum puas.

“Ne. Penampilan kalian sangat bagus” ucap Min sonsaem kemudian.

“Gamshamnida Min sonsaegnim. Kalau begitu kami permisi dulu” ucap pria itu lagi
Min sonsaem menganggukan kepalanya dan mempersilahkan mereka pergi. Tangan pria itu masih menggenggam tangan Jeonghan erat dan membawa Jeonghan ke tempat lain jauh dari kerumunan siswa dan hingar bingar perayaan pesta Halloween tersebut.

Mereka berhenti di taman belakang sekolah. Pria itu memutar tubuhnya dan menghadap Jeonghan. Dia tersenyum.

“Hai, hannie-ah” ucap pria itu kemudian.

Jeonghan hanya diam dan terus menatap wajah pria itu. Matanya masih berkaca-kaca, hingga bulir bening menetes membahasi kedua pipinya. Jeonghan memalingkan wajahnya. Namun tangan pria itu lebih cepat menangkup wajah cantik Jeonghan dan membuat wajah Jeonghan tetap pada tempatnya.

“Kenapa kau menangis?” ucap pria itu sembari menyeka air mata Jeonghan dengan ibu jarinya.

Jeonghan kembali diam. Dia terus menatap wajah pria yang ada dihadapanya itu dengan wajah sendu.

“Apakah kau benar Seungcheol?” ucap Jeonghan lirih.

Pria bernama Seungcheol itu tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya.

“Ne. Ini aku Seungcheol, hannie-ah” ucap Seungcheol kemudian.

“Aku sangat merindukanmu” ucap Seungcheol lagi sembari membawa tubuh kecil Jeonghan dalam pelukanya.

Pelukan yang sangat erat dan hangat. Pelukan untuk melunturkan semua rasa rindu Seungcheol kepada pria cantik dalam dekapanya ini. Seungcheol sangat merindukan Jeonghan, terlebih mereka sudah tidak bertemu selama satu tahun.

Seungcheol melepaskan pelukanya. Dia kemudian menatap Jeonghan yang tengah menggigit bibir bawahnya.

“Kebiasanmu itu masih tidak hilang yaa?” ucap Seungcheol “Kebiasaan menggigit bibirmu itu” lanjut Seungcheol.

Jeonghan hanya diam. Dia hanya menunjukkan wajah sendu dengan air mata yang masih sesekali jatuh membasahi pipinya.

“Kau tidak merindukanku?” tanya Seungcheol.

Jeonghan masih diam. Dia seakan masih tak percaya dengan sosok nyata yang berdiri di depanya itu. Seungcheol kembali tersenyum tipis. Dia kemudian menyelusupkan jemari tanganya di antara helaian rambut sebahu Jeonghan dan perlahan mengarahkan wajahnya mendekati wajah Jeonghan.

Seungcheol mendaratkan bibirnya pada bibir tipis Jeonghan. Menciumnya dengan sangat lembut. Mata mereka sama-sama terpejam menikmati ciuman lembut yang menekan-nekan bibir mereka satu sama lain. Seungcheol terus melumat dan mencumbu bibir Jeonghan yang sudah setaun ini tak dirasakanya. Tanpa sadar Jeonghan membalas ciuman Seungcheol itu. Tanganya mulai melingkar di pinggang Seungcheol ketika tangan Seungcheol mulai mendorong tengkuk Jeonghan dan membuat ciuman mereka semakin dalam.

Selama beberapa menit terbuai dalam ciuman itu, Seungcheol menarik bibirnya dan menyeka bibir Jeonghan dari salivanya dengan ibu jarinya. Senyuman tipis kembali mengembang di wajah tampanya.

“Kau jahat Seungcheol-ah” ucap Jeonghan.

Jeonghan menarik kemeja putih Seungcheol dan sembari menundukkan kepalanya.

“Kau pria jahat!” ucap Jeonghan lagi dan kini dia mulai memukul dada bidang Seungcheol.

Jeonghan kembali menangis.

“Mianhe” ucap Seungcheol.

“Bagaimana bisa kau kembali kesini setelah setaun meninggalkan aku demi orang lain?” ucap Jeonghan di sela-sela isak tangisnya.

“Aku tidak pergi demi Doyoon, hannie-ah”

“Bohong! Kau bohong!”

Jeonghan masih memukul dada bidang Seungcheol dengan kedua tanganya yang mengepal. Dia masih menangis hebat. Seungcheol hanya bisa menerima perlakuan Jeonghan terhadap dirinya.

Selang berapa lama, pukulan Jeonghan mulai melemah dan tubuhnya merosot ke bawah. Seungcheol mencoba menahan tubuh Jeonghan dan kemudian memeluknya kembali.

“Mianhe. Mianhe Jeonghan-ah. Jeongmal mianhe”

Jeonghan masih terisak dalam pelukan Seungcheol.

“Aku pergi kesana untuk mendapatkan beasiswa bukan untuk menemui Doyoon sayang” ucap Seungcheol.

Isakan Jeonghan perlahan mulai memelan dan tubuhnya pun mulai tenang.

“Percayalah padaku. Aku pergi ke Amerika bukan untuk menemui Doyoon. Teman ayahku adalah kepala sekolah di salah satu sekolah musik di sana. Dan dia menawariku beasiswa. Sebenarnya aku ragu untuk menerima beasiswa itu karena aku harus meninggalkanmu disini. Tapi ayahku terus memaksaku dan aku juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini” ucap Seungcheol panjang lebar.

Isakan Jeonghan kini telah berhenti dan dia menyimak semua ucapan Seungcheol.

“Maaf karena harus mengorbankanmu dan meninggalkanmu di sini karena ke egoisanku. Maafkan aku hannie-ah. Maafkan aku” ucap Seungcheol lagi sembari mengecup puncak kepala Jeonghan.

Jeonghan mendorong tubuh Seungcheol pelan dan pelukan mereka pun terlepas.

“Lalu kenapa kau tak pernah menghubungiku selama ini? Dan kenapa pergi tanpa berpamitan?” tanya Jeonghan lirih.

“Aku masuk asrama di sana. Dan di sana tidak memperbolehkan semua siswanya untuk membawa ponsel. Bahkan saat akhir pekan. Aku juga tidak bisa menghubungi keluargaku di Korea. Dan maafkan aku karena tak berpamitan padamu. Ayahku tiba-tiba memesankan tiket untukku dan penerbangan ke Amerika berlangsung pada hari itu juga. Kumohon maafkan aku Jeonghan-ah” jawab Seungcheol.

Jeonghan kembali diam. Dia memandang jauh kedalam manik mata Seungcheol. Tidak ada kebohongan disana. Manik mata yang sangat damai dan indah. Ditambah dengan ucapan lembut dan tulus Seungcheol. Jeonghan merasakan kelegaan jauh dalam benaknya.

“Benar, kau tidak menemui Doyoon?” tanya Jeonghan kembali.

“Tidak sayang, aku tidak menemuinya sungguh” ucap Seungcheol dengan ucapan penuh keyakinan.

“Arraso” ucap Jeonghan lirih.

“Kau mau memaafkanku?” tanya Seungcheol kembali.

Anggukan pelan Jeonghan membuat senyum lebar mengembang di wajah Seungcheol. Seungcheol kemudian kembali meraih tubuh Jeonghan dalam pelukanya. Seungcheol mengangkat sedikit tubuh Jeonghan dan berputar beberapa kali. Mereka sama-sama tertawa lepas. Tawa bahagia. Tawa bahagia Jeonghan karena Seungcheolnya telah kembali. Dan tawa bahagia Seungcheol karena dapat melihat Jeonghan kembali.

*******
Sekolah sudah mulai sepi karena pesta untuk memperingati Halloween sudah berakhir 30 menit yang lalu. Hanya tersisa beberapa petugas kebersihan dan beberapa siswa yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Termasuk 2 orang siswa yang berdiri di tengah halaman sekolah sembari menggerak-gerakan tubuh mereka ke kanan dan kekiri.

Jeonghan melingkarkan tanganya di leher Seungcheol dan tangan Seungcheol memeluk pinggang Jeonghan. Mereka saling berhadapan dan kening mereka saling menempel. Sesekali mereka saling melempar senyum dengan terus menggerakan tubuh mereka kekanan dan kekiri seperti 2 orang yang sedang berdansa. Jeonghan tertawa kecil ketika Seungcheol menggerakkan hidup mancungnya di hidung Jeonghan.

“Kau sangat cantik malam ini” ucap Seungcheol dengan kening mereka yang masih saling menyatu.

Jeonghan tersenyum. Senyuman yang membuatnya semakin terlihat cantik.

“Kostum apa yang kau pakai ini?” tanya Jeonghan kemudian.

“Edward Cullen. Kau tau, tokoh vampire terkenal itu” jawab Seungcheol.

“Hmm” ucap Jeonghan sembari menganggukan kepalanya.

Mereka kembali larut dalam dunia mereka sendiri. Tanpa memperdulikan sekolah yang makin terlihat sepi dan malam yang semakin larut.

“Seungcheol-ah” panggil Jeonghan kemudian.

“hmm?” jawab Seungcheol.

“Bagaimana keseharianmu di sana saat tidak lagi bersamaku?”

Seungcheol memandang wajah cantik Jeonghan sekilas dan semakin mengeratkan pelukanya pada pinggang Jeonghan. Membuat jarak mereka semakin dekat.

“Tentu saja aku sangat tersiksa karena begitu merindukan malaikatku ini. Tapi ketika aku memikirkanmu dan mengingat kenangan indah kita, seketika itu juga aku kembali bersemangat. Aku ingin cepat lulus dan bisa kembali bersama mu”

Jeonghan kembali tersenyum “Apakah sebegitu besarnya cintamu padaku?”

“Kau bisa melihatnya? Aku saja tidak bisa melihat sebesar apa cintaku pada malaikat cantikku yang satu ini” ucap Seungcheol sembari menyentil hidung Jeonghan dengan jari telunjuknya.

Jeonghan kembali tersenyum kecil. Kemudian dia mengecup singkat bibir Seungcheol.

“Aku mencintaimu Seungcheol-ah” ucap Jeonghan.

“Aku lebih mencintaimu Jeonghan-ah” ucap Seungcheol.

Kemudian mereka kembali menempelkan bibir mereka satu sama lain. Mereka kembali berciuman di tengah cahaya bulan. Setiap lumatan menandakan mereka yang tidak ingin kembali berpisah. Setiap pagutan yang menandakan bahwa Seungcheol hanyalah milik Jeonghan dan Jeonghan hanyalah milik Seungcheol. Ciuman lembut yang menyalurkan rasa cinta yang begitu besar di antara keduanya. Ciuman mesra di antara suasana Halloween yang menakutkan.

END

Visit my wattpad acc : @eskupse

Tidak ada komentar:

Posting Komentar