SEUNGHAN [Chapter 3] JEALOUS?


Title : SEUNGHAN [Chapter 3] JEALOUS? | Cast : Choi Seungcheol (S.Coups SEVENTEEN) & Yoon Jeonghan (Jeonghan SEVENTEEN) | Other Cast : All SEVENTEEN Member | Rate : 17+ | Genre : Yaoi, Boyslove, Romance, Fluff | Length : oneshoot | Story by eskupse
Please don't plagiarsm. Don't repost without full credit
WARNING : FF ini mengandung unsur BL (Boys Love). Cerita hanya fiktif belaka dan murni hasil imajinasi author. Sorry for typo and bad EBI. Don't be silent readers. Happy reading

.
.
.

Seventeen Dorm

Ke 13 laki-laki yang tinggal dalam satu rumah sudah sangat ribut bahkan di hari yang masih sangat pagi. Mereka harus menghadiri 2 fansign dalam satu hari. Sang leader grup yang sudah siap dengan pakaian casualnya menunggu di ruang tengah sambil memperhatikan membernya yang masih sibuk berlari ke sana-sini. Ada yang sibuk menanyakan letak barang pada member yang lain, ada yang sibuk memilih pakaian yang cocok, ada yang sibuk menata penampilanya di depan cermin.

Si maknae, Lee Chan bahkan belum mandi. Dia mendapatkan giliran terakhir untuk mandi karena bangun paling akhir.

“Hyung-ah, palli juseyo” ucap Chan sembari menggedor pelan pintu kamar mandi. Mata sipitnya masih terlihat terpejam dan beberapa kali mulutnya menguap.

“Mingyu-ah, kau taruh dimana kaos kaki polkadotku?” kali ini Wonwoo yang berteriak-teriak dari dalam kamarnya sembari mengacak-acak isi lemari pakaianya.

“Aku memakainya, kau pakai saja yang lain hyung” ucap Mingyu yang sedang menata rambut abu-abu nya itu di depan cermin.

Wonwoo hanya berdesis kesal karena kaos kaki fovoritnya dipakai oleh Mingyu. Wonwoo kembali mengacak lemarinya dan akhirnya memutuskan memakai kaos kaki putih polos.

“Seungcheol-ah” kali ini satu-satu laki-laki yang mempunyai rambut paling panjang dan memiliki wajah cantik bak malaikat, Yoon Jeonghan.

Jeonghan menghampiri sang leader yang kini tengah duduk di sofa sembari memainkan game kesukaanya di ponselnya.

“Hmm” jawab Seungcheol singkat

“Apakah aku harus mengurai atau menguncir rambutku ini?” tanya Jeonghan

Seungcheol menolehkan pandanganya dari layar ponselnya dan menatap Jeonghan.

“Apapun yang membuatmu nyaman hannie-ah” ucap Seungcheol sembari memberikan senyuman manisnya kepada Jeonghan.

Setelah beberapa menit setelahnya semua member sudah siap untuk berangkat menuju tempat fansign pertama.
Gwangju Fansign

Gedung tempat diadakan fansign sudah sangat ramai. Di bagian depan sudah ada panggung yang tertata rapi dengan meja panjang dan kursi berjumlah 13. Para fans Seventeen memenuhi seluruh sudut ruangan dengan membawa kamera, banner, aksesories seperti bando kucing, topi Mario, kacamata dan lain-lain. Mereka tak henti-hentinya meneriakkan nama para member Seventeen dengan suara yang lantang dan keras.

Kilatan blitz kamera dan teriakan para fans Seventeen semakin menjadi-jadi ketika para member Seventeen satu persatu memasuki tempat fansign dengan kostum bernuansa kuning.

“SAY THE NAME, SEVENTEEN! Anneyonghaseo SEVENTEEN imnida”

Sapaan para member Seventeen membuat para fans yang memenuhi ruangan semakin histeris. Mereka tak henti-hentinya berteriak dan memanggil nama member Seventeen dengan suara yang tak kalah keras. Para member Seventeen mulai memperkenalkan diri mereka satu persatu dan setelahnya acara fansign pun dimulai.

Satu persatu fans Seventeen menaiki panggung dan memberikan album Seventeen untuk mereka tanda tangani. Para member Seventeen memberikan berbagai macam fans service kepada fans mereka.  Seperti memakai bando berbentuk telinga Mickey Mouse, Flowers Corwn, kacamata bebentuk lingkaran, topi nahkoda kapal laut, memberikan love sign dengan tangan atau berpose imut dengan menunjuk salah satu kamera di bangku penonton dan lain-lain. Tak jarang dari mereka meminta berpengan tangan atau sebuah pelukan singkat. Para member Seventeen sangat menikmati interaksi mereka dengan para fans.

Di sesi terakhir fansign, Seungcheol -SCoups- diminta oleh sang manajer untuk menjadi seorang fans. Seungcheol menuruti kata-kata managernya dan mulai melakukan apa yang dilakukan oleh fansnya pada saat fansign. Dia menyusuri meja member Seventeen satu persatu. Mulai dari Vernon, Hoshi, THE8, Jun, Dino.

“Woah, aku adalah fans mu sungguh, aku adalah fans mu” ucap Seungcheol saat dia sampai di meja Jeonghan.

“Gomawoyoo” jawab Jeonghan setelah mereka melakukan high five.

“Siapa nama mu?” tanya Jeonghan kembali

“S.Coups”

Jeonghan menganggukan kepalanya dan mulai menandatangani album milik Seungcheol.

“Hyung-ah, apa hubunganmu dengan S.Coups hyung?” tanya Seungcheol

“S.Coups? Ahh member kami?” jawab Jeonghan.

“Ne, ne”

“Dia adalah temanku”

“Ahhhh”

Jeonghan kembali memberikan tanda tangan dan menulis nama SCoups di album milik Seungcheol. Seungcheol pun menginginkan fanservice seperti fans yang lainya, dia ingin memeluk Jeonghan, Jeonghan meng-iyakan permintaan Seungcheol dan mereka berpelukan selama beberapa detik.

“Siapa member yang paling kau sukai?” tanya Jeonghan

“Aku suka dengan Woozi hyung?” jawab Seungcheol

“Woozi? Waeyo?”

Seungcheol terdiam sebentar. Dia tidak tau harus menjawab apa. Sedangkan mata Jeonghan melihat tajam ke arahnya. Ekspresi wajah Jeonghan pun sangat sulit di artikan.

“Jeonghan hyung, kau sangat tampan” ucap Seungcheol kemudian.

“Ahh jinjaro?” ucap Jeonghan dengan ekspresi kaget, tapi lebih ke pura-pura kaget dengan ucapan

Seungcheol itu. Karena bukan itu jawaban yang ingin Jeonghan dengar.

Seungcheol kemudian tertawa “Aku hanya bercanda” sembari mengusap belakang kepala Jeonghan dengan lembut.

“Apakah dia manis?” tanya Jeonghan lagi.

“Ne, dia adalah tipeku” jawab Seungcheol

“Ahhh, begitukah”

Setelahnya Jeonghan hanya berekspresi datar dan melihat Seungcheol beralih ke member lainya.
Kini acara fansign di Gwangju telah berakhir karena mereka harus menghadiri fansign di tempat lain. Para member mengucapkan terimakasih dan salam perpisahan kepada fans mereka di Gwangju. Tak lupa mereka meminta agar para fans selalu mendukung karir mereka di industry musik Korea.

Setelah meninggalkan gedung, para member Seventeen memasuki mobil untuk menuju tempat fansign kedua mereka.

Daegu Fansign Event

Para member Seventeen menghadiri acara fansign kedua mereka di hari itu. Mereka mengganti pakaian mereka dengan kostum lain berwarna abu-abu. Setelah para member masuk satu persatu dan menyapa para fans mereka, acara tersebut pun dimulai.

Acara berlangsung sangat meriah. Para fans tak henti-hentinya memotret para member Seventeen dan meneriaki nama mereka. Fans service pun banyak mereka lakukan untuk fans mereka yang ada di Daegu itu.

Karena banyak fans yang datang, maka fansign dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama telah mereka lakukan. Sembari menunggu sesi kedua, para member Seventeen unjuk kebolehan mereka di depan para fans nya. Hoshi yang menari dengan lincah, THE8 yang menunjukkan aksi Bboy nya, Seungkwan dan DK yang terus bertingkah konyol dan lain nya.

“Joshua, nyanyikan sebuah lagu dengan gitarmu untuk para fans mu di sini” ucap MC pada acara tersebut.

Joshua segera mengambil gitarnya dan duduk di kursi yang sudah di sediakan. Joshua memberikan sedikit penjelasan tentang lagu yang akan dinyanyikanya ini.

“Baiklah, lagu pertama adalah lagu dari The Script yang berjudul Breakeven”

“Jeonghan-ah tolong bantu memegang mic dan arahkan pada gitar Joshua” ucap MC itu lagi.
Jeonghan segera mengambil mic dan duduk di sebelah kanan Joshua sembari memegangi mic agar suara petikan gitar Joshua dapat terdengar.

Joshua memulai permainan gitarnya dan mulai bernyanyi. Suaranya dan iringan gitarnya bersatu dengan melodi yang sangat indah. Seungcheol yang ada di belakang Joshua dan Jeonghan tiba-tiba ikut naik ke atas panggung kemudian menyeret kursi yang terletak di sebelah kiri Joshua. Seungcheol kemudian duduk di sebelah kiri Joshua dan ikut menikmati nyanyian serta petikan gitar Joshua. Dia terlihat ikut merasakan alunan musik yang di dengarnya, namun pandangan matanya tertuju pada namja cantik yang duduk di sebelah kanan Joshua. Yoon Jeonghan, yang dengan sabarnya memegangi mic pada gitar Joshua dan sesekali memandang pria dari L.A itu. Sesekali kepalanya ikut bergoyang mengikuti irama lagu tersebut.

Nada terakhir dan genjrengan terakhir dari gitar Joshua menandakan lagu pertama yang dinyanyikanya telah selesai. Joshua mendapatkan tepuk tangan yang riuh dari para fans nya. Begitupun Jeonghan dan Seungcheol.

“Cha, itu tadi lagu pertama dariku. Sekarang lagu kedua yang akan kunyanyikan adalah lagu dengan judul Baby Good Night dari GD X T.O.P sunbaenim” ucap Joshua.

Joshua mulai memainkan kembali gitarnya dan menyanyikan lagu keduanya dengan sangat merdu. Mata Seungcheol terus memandang sinis kearah Jeonghan. Namun sepertinya Jeonghan tidak menyadari bahwa Seungcheol terus memandangnya dengan pandangan sinis. Dia masih setia memegangngi mic di depan gitar Joshua dan sesekali memandang Joshua yang sedang fokus dengan nyanyian dan permainan gitarnya. Jeonghan ikut bernyanyi mengikuti lirik lagu yang diucapkan Joshua tanpa menggubris Seungcheol sedikitpun.

Suara tepuk tangan kembali riuh memenuhi seluruh isi gedung ketika Joshua selesai dengan pertunjukkanya. Joshua membungkukkan tubuhnya beberapa kali dan mengucapkan terimakasih kepada para fans nya. Setelahnya acara fansign sesi kedua di lanjutkan.
Seventeen Dorm
22:00 KST


Para member Seventeen telah kembali ke dorm mereka setelah menyelesaikan jadwal fansign di 2 tempat sekaligus. Wajah lelah sangat terlihat di wajah semua member kecuali 2 member lainnya yang selama perjalanan pulang ke dorm saling berdiam diri dengan ekspresi wajah kesal.

“Auhhh, aku mau langsung tidur saja. Mataku sudah sangat berat” ucap Minghao dan langsung memasuki kamarnya.

“Aku juga mau tidur” lanjut Jun yang menyusul Mianghao ke kamarnya.

“Aku mau mandi dulu” ucap Vernon sembari berjalan menuju kamar mandi.

“Aku mau membersihkan wajahku dulu dari make-up ini” ucap Seungkwan yang sedang ada di depan cermin sembari menepuk-nepuk pipinya sendiri dengan tanganya.

“Aku lapar, aku ingin membuat ramen” kali ini Seokmin yang berbicara

“Aku juga lapar, buatkan aku juga” tambah Soonyoung

“Aku juga hyung” ucap si maknae Chan.

“Kita buat sama-sama, enak saja kalian tinggal makan sedangkan aku yang membuat” ucap Seokmin yang hanya dibalas dengan tawa kecil dari Soonyoung dan Chan.

Sedangkan Mingyu, Wonwoo, Jihoon dan Jisoo memutuskan untuk menonton film di DVD yang disediakan oleh manager mereka di ruang TV. Mereka sama-sama belum merasa mengantuk atau lelah. Wonwoo mengambil cemilan di dapur dan membawanya ke ruang TV. Jisoo menyalakan DVD tersebut dan memasukkan satu keeping CD ke dalam DVD itu, sedangkan Jihoon mengambil bantal di kamarnya.
Sementara 2 member lainya, Seungcheol & Jeonghan hanya memandang para member yang mulai berhamburan melakukan kegiatanya masing-masing. Seungcheol menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, kemudian dia menoleh kearah Jeonghan yang ada di sampingnya. Jeonghan yang merasa ada yang memandangnya, menolehkan kepalanya dan akhirnya pandangan Seungcheol dan Jeonghan bertemu. Mereka hanya saling berpandang dan saling diam. Jeonghan kemudian mengernyitkan dahinya dan membuang muka dengan ekspresi sinis dari hadapan Seungcheol, kemudian dia berlalu dari hadapan Seungcheol. Meninggalkan Seungcheol yang masih diam mematung itu.

Seungcheol mengehela nafas kasar. Seungcheol kemudian berjalan menghampiri Jeonghan. Dia berjalan dengan langkah cepat sehingga dia bisa mendahului Jeonghan. Jeonghan berhenti sebentar dan memandang punggung Seungcheol yang ada di depanya, dia kemudian menghela nafas kasar dan mulai berjalan lagi.

“Awwww” Jeonghan mengusap-usap kepalanya yang terasa sakit karena terbentur sesuatu yang keras.

Dia kemudian mengangkat kepalanya dan melihat Seungcheol yang sudah ada di depanya sembari menatapnya sinis.

“YAK! Kenapa berhenti tiba-tiba?! Awww” ucap Jeonghan.

Karena suaranya yang cukup keras, Mingyu, Wonwoo, Jihoon dan Jisoo yang sedang asik menonton film melihat menolehkan kepala mereka ke sumber suara. Dan tepat di belakang mereka terlihat Seungcheol yang berdiri dengan kedua tanganya ada di dalam kantong celananya dan di depanya ada Jeonghan yang memandang Seungcheol dengan tatapan kesal sembari mengusap-usap kepalanya. Mereka hanya saling pandang melihat pemandangan yang mereka lihat saat ini.

“Kita harus bicara, Yoon Jeonghan” ucap Seungcheol

“Mwo?! Bicara saja sekarang” jawab Jeonghan, masih dengan nada suaranya yang tinggi.

“Kita harus bicara. Berdua” ucap Seungcheol dengan memberikan penekanan pada kalimat terakhirnya.

Seungcheol kemudian menarik tangan Jeonghan. Jeonghan sempat meronta agar tanganya bisa terlepas dari Seungcheol. Namun karena tubuh dan tenaga Seungcheol lebih kuat dan besar darinya, Jeonghan hanya pasrah dengan perlakuan Seungcheol terhadapanya.

“YAK! SEUNGCHEOL-AH!”

Kali ini Jeonghan berteriak dengan sangat keras. Hal tersebut membuat Seokmin, Soonyoung dan Chan yang sedang memasak ramen di dapur melongokkan kepalanya melihat apa yang sedang terjadi. Mereka hanya saling memandang dan menggeleng-gelengkan kepala mereka.

Seungcheol membawa Jeonghan masuk ke dalam kamarnya. Dia membuka pintu kamarnya dan menarik Jeonghan untuk masuk ke dalam kamarnya, kemudian membanting pintu kamarnya dengan cukup keras.

“Kenapa lagi dengan mereka?” ucap Soonyoung sembari membawa ramen yang telah di masaknya ke ruang TV yang di ikuti dengan Seokmin dan Chan di belakangnya.

“Molla” ucap Mingyu singkat sembari mengembalikan posisinya dan fokus pada film yang di tontonya.

Hal yang sama dilakukan oleh Wonwoo, Jisoo dan Jihoon. Mereka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan kembali fokus pada film yang mereka tonton.

“Hyung, kau tau mereka kenapa?” tanya Chan pada Jisoo yang sedang mencomot cemilan dalam toples yang di bawa oleh Wonwoo tadi.

Jisoo hanya mengangkat kedua bahunya, tanda dia juga tidak tau apa yang terjadi dengan Seungcheol dan Jeonghan.

“Urusan orang dewasa Chan-ah, berhentilah banyak bertanya dan diam” ucap Jihoon.

Chan hanya menganggukan kepalanya pelan dan mulai memakan ramenya.



Seungcheol Room

“Apa, kau mau bicara apa? Cepat katakan” ucap Jeonghan sembari melipat kedua tanganya di depan dadanya.

Wajahnya masih terlihat sangat kesal. Seungcheol menghela nafas kasar, kemudian menatap Jeonghan

“Kenapa kau diam saja hari ini? Apa aku buat kesalahan?” tanya Seungcheol.

“Aniya” jawab Jeonghan singkat

“Lihat. Jawaban macam apa itu? Katakan, aku buat salah apa Jeonghan-ah?”

“Sudah ku bilang kau tidak buat kesalahan apapun Choi Seungcheol-ssi”

Seungcheol hanya diam dan menatap Jeonghan. Jeonghan memalingkan wajahnya dari tatapan Seungcheol.

“Sudah bicaranya? Aku mau tidur” ucap Jeonghan yang mulai melangkahkan kakinya dan bermaksud untuk meninggalkan kamar Seungcheol.

Namun tangan Seungcheol menahanya. Dia membalikkan badanya dan melihat Seungcheol. Wajahnya terlihat benar-benar kesal sekarang.

“Jangan lakukan itu lagi. Kumohon” ucap Seungcheol dengan suara lirih

“MWO? Lakukan apa?!” tanya Jeonghan, kali ini suaranya kembali meninggi.

“Memegang-ngi microfone untuk Jisoo dan memandangnya seperti itu” ucap Seungcheol.

Jeonghan terdiam. Dia mengedip-ngedipkan matanya berkali-kali. Dia sungguh tak paham dengan maksud Seungcheol.

“Tidak, bukan hanya Jisoo. Member lain atau pun orang lain, kau tidak boleh melakukan hal itu. Kau tidak boleh menatap mereka dengan pandangan seperti tadi” lanjut Seungcheol.

“Apa maksudmu Seungcheol-ah!”

“Saat di Daegu. Kau sama sekali menatapku, kau hanya fokus dengan Jisoo. Kau bahkan tak sadar bahwa aku memandangimu ketika Jisoo menyanyi”

“W..Wae? Kenapa aku tidak boleh melakukanya?”

“Karena aku tidak suka. Aku tidak suka melihatmu memandang orang lain dengan tatapan seperti tadi, apalagi kepada Jisoo. Aku sangat membencinya hannie-ah”

Jeonghan kembali terdiam. Dia masih mencoba mencerna semua maksud dari ucapan Seungcheol.
“Kau hanya boleh memandang seperti itu hanya kepadaku. Mata indahmu itu hanya boleh kau gunakan untuk memandangku bila pandanganmu seperti yang kau lakukan pada Jisoo tadi”

Jeonghan kembali mengedip-ngedipkan matanya.

“Waeyo? Apa kau cemburu dengan Jisoo?” tanya Jeonghan

Seungcheol terdiam sebentar, setelah itu menghembuskan nafasnya dan melepaskan tangan Jeonghan kemudian duduk di pinggir ranjangnya.

“Ne, aku cemburu pada Jisoo. Jadi berhenti menatap Jisoo seperti tadi saat di fansign” jawab Seungcheol.

Senyum malu-malu hampir saja muncul dari wajah Jeonghan, namun dia menahanya. Baginya Seungcheol yang sedang cemburu itu sangat menggemaskan. Jeonghan berdehem sebentar, kemudian menghampiri Seungcheol yang sudah duduk sambil menundukkan kepalanya di pinggir ranjang berukuran sedang yang ada di kamarnya.

“Kenapa kau harus cemburu pada Jisoo? Bukankah tipe mu adalah Jihoon?” ucap Jeonghan.
Seungcheol menoleh kepada Jeonghan yang duduk di sampingnya.

“Kau bercanda? Bagaiamana si pendek itu bisa menjadi tipeku?” jawab Seungcheol.

“Lalu yang kau katakan saat di Gwangju? Kau bilang kau menyukai Jihoon dank au juga bilang kalau dia adalah tipemu”

Seungcheol kembali menghembuskan nafanya. Dia kemudian memposisikan tubuhnya menghadap Jeonghan.

“Hannie-ah”

“Mwo?”

Seungcheol memandang Jeonghan, tepat di manik matanya yang indah. Tanganya perlahan meraih tangan Jeonghan yang dilipat Jeonghan di depan dada Jeonghan. Tak ada penolakan dari Jeonghan. Kini tangan Jeonghan berada dalam genggaman tangan Seungcheol. Tangan hangat Seungcheol mengelus lembut punggung tangan Jeonghan. Jeonghan hanya diam dan sekali lagi memalingkan wajahnya agar tak menatap Seungcheol. Seungcheol merasakan Jeonghan mengabaikanya, akhirnya Seungcheol meraih pipi kanan Jeonghan dengan tangan kirinya secara perlahan. Kemudian mengusap lembut dengan ibu jarinya. Namun tak ada respon dari Jeonghan, Jeonghan masih memalingkan wajahnya.

“Kau tau betul bahwa itu hanya bercanda hannie-ah. Kau juga tau betul bahwa aku sangat mencintaimu. Bagaimana bisa Jihoon menjadi tipeku? Itu hanya bercanda, sungguh”

Suara Seungcheol sangat lirih. Dapat terdengar sebuah kejujuran dan ketulusan dari setiap kata yang diucapkanya jauh di dalam lubuk hatinya yang dalam.

“Jadi karena itu kau memandang Jisoo seperti tadi dan tidak mengajakku bicara sama sekali saat kembali ke sini?” tanya Seungcheol kembali.

Jeonghan hanya diam, dengan masih memalingkah wajah cantiknya itu dari Seungcheol.

“Hannie-ah”

Seungcheol mencoba memanggil Jeonghan dengan sangat lembut, berharap Jeonghan mau memalingkan wajahnya dan menatapnya.

“Hannie-ah” panggilnya lagi tak kalah lembut

“Mwo? Berhenti memanggilku seperti itu!” ucap Jeonghan.

Panggilan kedua Seungcheol berhasil membuat Jeonghan menatapnya. Seungcheol tersenyum kecil. Dia kemudian menarik tubuh Jeonghan ke dalam pelukanya. Kemudian mengusap lembut punggung Jeonghan.

“Mianhe. Aku berjanji tak akan melakukanya lagi” ucap Seungcheol sembari mencium puncak kepala Jeonghan.

“Benarkah?”

“Hmm. Jika perlu aku akan mengatakan pada seluruh dunia bahwa kau adalah tipeku.”

“Jangan berlebihan Seungcheol-ah” ucap Jeonghan sembari memukul lembut dada bidang Seungcheol.

Seungcheol hanya tertawa kecil dan semakin mempererat pelukanya pada tubuh kecil Jeonghan. Jeonghan membalas pelukan Seungcheol dengan melingkarkan kedua tanganya di pinggang Seungcheol dan meletakkan kepalanya di dada bidang Seungcheol.

“Kau juga berjanjilah tidak akan menatap pria lain dengan pandangan seperti yang kau lakukan pada Jisoo tadi. Aku sungguh sangat ingin menarikmu dari samping Jisoo tadi, tapi aku tidak bisa melakukanya karena kita sedang melakukan fansign” ucap Seungcheol panjang lebar.

“Emmm, janji tidak yaa” ucap Jeonghan sembari tertawa jail.

“Yya! Choi Jeonghan, kau mau mati eoh?”

“Yya! Kau mengganti margaku lagi! Dasar menyebalkan” ucap Jeonghan sembari mendorong dada
Seungcheol, alih-alih agar Seungcheol mau melepaskan pelukanya.

Namun Seungcheol malah semakin mempererat pelukanya dan membuat tubuh kecil Jeonghan meringkuk di pelukan Seungcheol, membuat Jeonghan sedikit susah untuk bernafas. Jeonghan semakin susah bernafas saat Seungcheol mulai menggelitik perutnya.

“Seungcheol-ah, hentikan” ucap Jeonghan di tengah-tengah tawa geli nya karena ulah Seungcheol.
“Berjanjilah dulu padaku” ucap Seungcheol seraya menambah gerakan tanganya untuk menggelitik perut Jeonghan dan membuta Jeonghan semakin kegelian.

“Arraso, arraso. Aku berjanji. Kumohon hentikan. Perutku sudah sangat sakit karena tertawa” ucap Jeonghan.

Seungcheol menghentikan aksi menggelitik perut Jeonghan dan tertawa kecil sembari memandangi Jeonghan yang memeganggi perutnya itu. Jeonghan masih tertawa pelan sembari mengatur nafasnya yang memburu itu karena ulah Seungcheol. Beberapa menit kemudian, Jeonghan telah berhenti tertawa dan perlahan nafasnya mulai kembali teratur.

“Nappeun” ucap Jeonghan

Seungcheol mengusap lembut puncak kepala Jeonghan dan mengacak rambut pirangnya.

“Aku mencintaimu”

Jeonghan hanya tersenyum manis kepada Seungcheol. Dan tiba-tiba Jeonghan mendekatkan wajahnya pada wajah Seungcheol.

“Ppopo” ucap Jeonghan kemudian

Seungcheol tertawa kecil dan kemudian menangkupkan telapak tanganya ke kedua pipi putih Jeonghan. Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir mungil Jeonghan.
Jeonghan kemudian mendorong tubuh Seungcheol hingga terbaring di atas ranjang dan membuat tubuhnya berada di atas tubuh Seungcheol. Jeonghan kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Seungcheol dan perlahan mendekatkan bibirnya pada bibir manis Seungcheol. Tak butuh waktu lama, kini bibir mereka telah bersatu. Saling melumat satu sama lain. Menyalurkan rasa cinta yang semakin besar di antara mereka berdua.

Setelah beberapa menit saling berpagutan, Jeonghan melepaskan bibirnya dari bibir Seungcheol. Jeonghan kemudian memainkan jari telunjuknya di atas bibir Seungcheol. Seungcheol kemudian meraih tangan Jeonghan itu, dan mengecupnya singkat.

“Eoh, wajahku masih ada di sini” ucap Seungcheol sembari menunjuk kearah kuku ibu jari Jeonghan.
Jeonghan hanya mengangguk dan mengembangkan senyum manis di wajah cantiknya.

“Tapi, bukankah ini bisa hilang?” tanya Seungcheol.

“Ne. Itu bisa hilang. Tapi pria ini, tidak akan bisa hilang dari sini” ucap Jeonghan sembari menunjuk dada nya.

Seungcheol kembali tersenyum kecil kemudian kembali mencium singkat bibir Jeonghan dan merengkuhkan tubuh kecil Jeonghan kedalam pelukanya.

“Geunde, apakah benar Jihoon bukan tipe mu?”

“Yya, kau mau membahasnya lagi? Kau mau perutmu sakit lagi karena tertawa eoh? Rasakan ini rasakan”

Seungcheol mulai menggelitik perut Jeonghan kembali, dan suara tawa Jeonghan menggema ke seluruh ruang kamar Seungcheol.

“Yya, Seungcheol-ah hentikan, kumohon hentikan”

“Tak ada ampun untukmu Choi Jeonghan”

.
.

“Heol, setelah saling membentak kini mereka tertawa sekeras itu? Sungguh pasangan yang aneh” ucap Soonyoung sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Sudah biarkan saja. Itu urusan orang dewasa. Diamlah, Ini adalah inti ceritanya” ucap Seokmin sembari menunjuk-nunjuk ke layar TV di hadapanya.

Kadang perasaan cemburu harus datang di antara hubungan cinta sepasang kekasih. Karena sebenarnya rasa cemburu itu bisa membuat rasa cinta yang tumbuh semakin besar. Rasa cemburu juga membuat sebuah hubungan menjadi lebih berwarna. Rasa cemburu juga bisa membuktikan apakah orang itu memang mencintai pasanganya
Ya, seperti Choi Seungcheol dan Yoon Jeonghan.

END
Visit My Wattpad Acc : @eskupse


Tidak ada komentar:

Posting Komentar